Cerita dari Girlup Leadership Summit 2020
Diperbarui: 13 Des 2023
Tanggal 13 – 14 Juli 2020 yang lalu, aku ikutan Girl up Leadership Summit 2020 yang dilaksanakan secara online. Awalnya sih karena penasaran pengen liat Mba Meghan, tapi ternyata pas lihat rundown acaranya, seru banget.
Jadi Girlup adalah organisasi yang memiliki program leadership untuk perempuan-perempuan di hampir 120 negara dan seluruh 50 states di Amerika. Kurang lebih seperti club kumpul-kumpul cewe yang produktif tapi anggotanya banyak banget, sekitar 65,000 di seluruh dunia, termasuk di Indonesia!
Baru-baru ini, mereka mengadakan international conference secara online, gratis dan rekaman acaranya pun bisa kamu akses di youtube channelnya mereka. Speakernya ga main-main, selain Meghan Markle, ada Michelle Obama, Hillary Clinton, Sheryl Sandberg (COO nya Facebook), Priyanka Chopra dan masih banyak lainnya.
Topik yang dibahas banyak banget, dari mulai leadership, gender equality, mental health dan termasuk juga sustainable future.
Dalam sesi (still) No Planet B, para aktivis iklim muda yaitu:
Autumn Peltier, Canadian Water Activist, Wikwemikong First Nation
Helena Gualinga, Indigenous Environmental and Human Rights Activist
Xiye Bastida, Indigenous Climate Activist, Otomi-Toltec Nation
Masing-masing menceritakan pengalamannya dalam memperjuangkan misi lingkungannya. Hampir seluruhnya dari panel ini terjun langsung dalam kegiatan aktivisme ini karena lingkungan mereka bener-bener terkena dampak langsung. Sebagian dari mereka juga tumbuh dari keluarga yang sejak mereka lahir sudah memperjuangkan hak-hak mereka atas tanah leluhur mereka yang tergusur korporasi besar. Ada juga yang memang tinggal di daerah rawan banjir yang semakin tahun semakin parah karena perubahan iklim. Sehingga mereka menyadari dari awal bahwa berjuang untuk menjaga lingkungan adalah harus jika ingin survive.
Mereka juga sharing tips untuk temen-temen yang ingin turut andil dalam effort ini antara lain:
Telling your own story – banyak orang di luar sana yang tidak tau apa yang terjadi pada komunitas-komunitas yang terdampak langsung akibat perubahan iklim. Share your connection with other people.
Engage in public speaking and use social media. Kita semua punya social media, gunakan social media untuk reach out to the public.
Learn effective storytelling, allow yourself to be vulnerable, and understand how others think to change their mind.
Terdapat beberapa alasan utama kenapa orang tidak mau peduli dengan isu perubahan iklim, yaitu:
kebanyakan mikir kalau isu iklim masih urusan masa depan yang jauh banget sama kehidupan sekarang; terhadap pemikiran ini, kita harus perlihatkan bahwa kebakaran hutan di Australia, Amazon, California sudah merupakan bukti nyata bahwa perubahan iklim adalah masalah SAAT INI, bukan masa depan depan lagi.
orang punya hal lain buat dipikirin, khususnya low income society; kita harus tunjukkan bahwa ada lho economic benefit dengan menjaga lingkungan.
emotional numbing; too overwhealm dengan isu lingkungan dan ngerasa hopeless. Padahal antidot atas perasaan ini adalah aksi.
confirmation, bias, ideology – nilai yang dari awal sudah tertanam dan menganggap dirinya sudah benar.
status quo, yaitu ngikutin apa yang dikerjain oleh majority.
Dengan menganalisa hal-hal di atas, kita bisa lebih menargetkan secara spesifik program-program dalam kegiatan youth activism dengan lebih maksimal.
Uhhhgg keren banget!
Highly recommended banget untuk nonton sesi-sesi di acara ini, and my favorite talks are Priyanka Chopra, Jameela Jamil, and Building the Future!
Please go and check them out.
Comments