top of page

Ide Mainan dan Aktivitas Anak Ramah Lingkungan

Buat kami yang punya dua anak kecil di bawah umur 6 tahun, membuat mereka terhibur tanpa gadget dan TV adalah tantangan tersendiri. Mainan anak, barang maupun aktivitas permainannya jadi salah satu main gateway-nya. Aktivitas bermain, menurut Official Journal of American Pediatrics, bisa meningkatkan berbagai macam skills anak dan mendukung pembentukan hubungan yang baik antara anak dan orang tua dan teman main lainnya.

Nah, karena ceritanya mau ber-zero waste juga, aku jadi suka mikir, kira-kira mainan anak apa yang bisa zero waste, berkesan, dan kalau bisa, menghemat budget? Dari pengalamanku, ada beberapa hal yang jadi jalan pikirku saat mau beli mainan atau memilih aktivitas bermain dengan anak-anakku.

Ini tips pilih mainan:

Perlu beli mainan? beneran? Aku dan suami suka cek bahan2 di rumah, siapa tau ada yang bisa dibuat jadi mainan. Misalnya: kolase dari majalah bekas, bikin tempel-tumpuk dari kardus bekas, bikin playdough dari tepung kadaluwarsa, cat tangan (pakai pewarna makanan dan tepung), bikin tenda-tendaan dari kain yang belum dijahit plus selimut (klasik ya hehehe).

Ok, beneran masih perlu beli mainan nih… Aku suka juga pinjem mainan. Banyak platform untuk pinjem mainan. PInjem perosotan, trampoline, sepeda-sepedaan. Keuntungannya adalah aku gak perlu space untuk simpan barang di kemudian hari. Jadi sebulan kalau sudah bosan ya dikembalikan. Trus pinjem yang lain dehhh.

Akhirnya, kalau kurasa perlu banget beli mainan, aku suka lirik toko lokal. Membantu perekonomian lokal. Yang penting selain keseruan mainan, adalah keamanannya.

Speaking of safety, kita bisa cek apakah mainan anak itu sudah ada label SNI nya. Di Indonesia sudah ada SNI untuk standar keamanan mainan anak: fisik, mekanis, dan kimia (migrasi unsur tertentu), dan mainan yang anak-anak bisa bermain di dalamnya. Selain itu ada juga SNI untuk mainan elektronik. Kelima SNI ini (dari 17 SNI terkait mainan anak) dan sebagian parameter dari SNI lainnya penerapannya diwajibkan oleh Pemerintah, melalui Peraturan Menteri Perindustrian No. 24/M-IND/PER/4/2013 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Mainan Secara Wajib. Terakhir, ini nih PR banget kalau punya anak-anak. Housekeeping! Jaga mainan anak: dikasi tempat yang layak, supaya tidak amburadul dan tidak cepat rusak, apalagi hilang-hilang.

Ini 5 mainan dan aktivitas bermain favoritku kalau sama anak2:

1. Lari-larian.

Hemat, sekalian olah raga dan jalan. Anak-anak juga jadi bisa keluar rumah, dan yang paling penting buatku sih: bye bye gadget! Alhamdulillah rumah kami gak jauh dari beberapa ruang terbuka di Jakarta. Jadi sore-sore kadang-kadang kami pergi ke taman-taman ini, dan main lari-larian aja. Lumayan, less carbon footprint daripada kalau beli barang. Bila budget dan waktu lebih memungkinkan, kami memang lebih pilih bermain dengan cara jalan-jalan. Lebih memorable dan menyenangkan (walaupun risiko lebih repot!)! Dan memang, menurut penelitian yang dimuat di Journal of Consumer Research tahun 2017, pemberian yang lebih experiential lebih dapat meningkatkan hubungan pemberi dan penerima daripada pemberian yang bersifat material saja. Jadi, kata blog ini (website simple most), sebaiknya orang tua membelanjakan duitnya lebih besar untuk liburan, daripada untuk membeli mainan anak.

2. Home-made Playdough.


Suamiku bisa tuh bikin playdough dari tepung dan pewarna makanan. Anak-anak jadi bisa dilatih “kotor-kotoran” yang aman (hehehe), sambil kayak role play masak-masakan. Dalam proses pewarnaan, dia suka bikin games tebak-tebakan warna. Adonan homemade playdough yang sudah jadi dijadikan bola-bola kecil, lalu bahan pewarna dimasukkan ke dalam (jadi seperti moci denga nisi bahan pewarna) – pas bagian ini anak-anak gak boleh liat – lalu nanti mereka disuruh tebak “moci”nya akan jadi warna apa. Setelah menebak, mereka diminta untuk menguleni moci sampai bahan warnanya menyeruak dan mewarnai seluruh adonan bola.

3. Kolase dengan karton bekas.

Pas banget hari-hari #stayathome karena pandemic ini membuatku terpaksa banyak belanja online. Jadi banyak kardus-kardus bekas paket online shopping ini yang bisa dibuat pola lalu digunting-gunting.


View this post on Instagram

A post shared by Denia Isetianti (@deniaisetianti) on Apr 25, 2020 at 7:44pm PDT


4. Berkebun kecil-kecilan.

Karena memang aku tinggal di kota, jadi ya bisa dibilang kami ber-urban farming, walaupun skala super mikro. Kami juga membuat composting sendiri (cek caranya di link ini –masukin link ttg composting- yaa), jadi komposnya berguna untuk jadi media tanam kami. Aktivitas yang bisa diserahkan ke anakku adalah aduk-aduk tanah-kompos-sekam bakar pakai sekop kecil dan menyiram tanaman. Aktivitas ini memang gak terlalu bersifat bermain atau mainan, tapi at least it can keep them entertained.

5. Puzzle kayu.

Ini juga aku seneng banget karena kesannya simple, tapi juga edukatif. Not to mention also: they are relatively cheap!


View this post on Instagram

A post shared by Denia Isetianti (@deniaisetianti) on Apr 8, 2020 at 7:47pm PDT


Apa mainan anak dan kegiatan bermain favoritmu bersama anakmu?

98 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page