top of page

Menghargai Air

Diperbarui: 9 Des 2023


Selain udara, kayaknya barang yang paling dekat dengan keseharian kita tuh air ya. Kita tuh butuh air banget, dan kalau lihat sejarah, peradaban besar dunia pada umumnya muncul dekat sumber air. Tapi ternyata dari seluruh air yang ada di bumi, air tawar yang relatively bisa kita akses cuma sekitar 1% aja yaitu dalam bentuk air tanah, air danau, atau air sungai, termasuk air hujan juga.


Di Jakarta saat ini masih musim hujan dan alhamdulillah ini berkah banget buat kami, udara jadi lumayan sejuk, dan kami bisa mengurangi pemakaian AC. Tapi, air ini juga punya daya rusak bila air dan lingkungan tidak dikelola dengan baik, seperti misalnya banjir. Di daerah lain di Indonesia juga ada yang kering secara karakteristik wilayahnya, dan ada juga saudara-saudara kita yang masih belum punya akses ke air minum layak dan aman.

Berdasarkan data Susenas yang diolah oleh Bappenas, masih ada sekitar 10% rumah tangga, atau sekitar 27 jutaan orang di Indonesia yang belum mempunyai akses air minum yang layak. Tema Hari Air tanggal 22 Maret tahun ini yaitu Valuing Water. Nah ini pas banget kan. Kita memang mesti banget menghargai nilai air. Please don’t take water for granted, ya. Apalagi aku sebagai muslim yang sangat perlu air untuk bersuci.

Ini nih yang bisa kita lakukan untuk menghargai air kita. Mengutip dari kebijakan yang ditulis Bappenas beberapa waktu lalu, kita bisa: Hemat Air-Jaga Air-Simpan Air! Ini tips dariku:

  1. Gak perlu buka keran sampai pol untuk mencuci, bersuci, dan lainnya. Bila perlu, gunakan fitur tambahan yang bisa menghemat air misalnya kepala keran yang dijual terpisah atau tambah pompa supaya tekanan air di keran lebih mantap dengan hanya buka keran sedikit saja.

  2. Gunakan fitur hemat air saat mencuci atau pakai peralatan rumah tangga yang ada fitur hemat airnya. Misal toilet yang ada flush khusus untuk buang air kecil, shower (lebih hemat daripada keran), atau misal mencuci baju dalam jumlah banyak.

  3. Ketika mandi, sikat gigi, atau bercukur, kerannya gak perlu dibuka sepanjang waktu. Buka di awal, lalu tutup sebelum dibuka lagi saat selesai sabunan, sikatan dan cukuran. Ini juga berlaku saat mencuci tangan. Saat pandemi ini kita disarankan cuci tangan selama 20 detik. Selama 20 detik sabunan itulah, sebisa mungkin keran jangan dibiarkan dibuka. Sayang banget air nya!

  4. Perbaiki kebocoran. Walaupun cuma setetes-setetes, jangan-jangan kalau ditampung semaleman bisa jadi satu ember! Dengan memperbaiki kebocoran, kita bisa mencegah air terbuang percuma. Gak boleh mubazir ya!

  5. Tampung air hujan. Mumpung lagi banyak hujan, ada baiknya kita tampung untuk keperluan cuci-cuci perkakas, bersih-bersih luar rumah atau kebutuhan sekunder lainnya. Jadi gak habisin air tanah atau air ledeng.

  6. Bila mungkin, bikin sumur resapan atau lubang biopori, supaya air hujan bisa cepat meresap ke tanah, bukan tersalurkan ke got dan sungai. Air yang meresap ke tanah bisa me-recharge air tanah yang kita ambil dari sumur.

  7. Periksa tangki septik kamu. Tangki septik harus sesuai SNI atau ada sertifikasinya. Yang penting lagi, harus disedot secara berkala, 3-5 tahun sekali. Karena kalau tidak, ada kemungkinan tangki septik kamu bocor dan bisa mencemari air sumur kamu atau air sumur tetangga. Jadi gak menghargai air tanah deh kita.

Itu 5 tips besar ku, share tips kamu juga ya untuk menghargai air kita!


32 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page