Cleanomic
Seberapa Banyak Kita Telah Mendaur Ulang Sampah Kita?
Diperbarui: 1 Jun 2021

Pada 2018 kemarin, salah satu lembaga riset dunia Eunomia baru saja merilis negara-negara dengan daur ulang terbaik di dunia. Yuk kita lihat Indonesia masuk peringkat berapa?
Menurut Eunomia, 5 negara terbaik dalam daur ulang sampah ialah Jerman yang menempati peringkat pertama, kemudian Austria, diikuti oleh Korea Selatan, Wales, dan terakhir Swiss. Kenapa masuk dalam lima besar? Karena kelima negara tersebut dilaporkan mampu mendaur ulang 66-52% dari total sampah yang dihasilkan.
Beragam cara pun dilakukan kelima negara itu dalam menyukseskan program daur ulang sampah, mulai dari menerapkan proses pemilahan sampah dari skala rumah tangga hingga kota (membedakan tempat sampah sesuai jenis), menyediakan fasilitas daur ulang sampah, hingga mengeluarkan peraturan pendukung, seperti Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan yang memberlakukan denda dan hukuman kepada warga yang tidak melakukan pembuangan sampah sesuai jenis.
Ada juga Jerman yang mengeluarkan Undang-Undang Pengelolaan Limbah kepada para pelaku usaha. Sedangkan Swiss memberlakukan biaya pembuangan sampah kepada warganya. Setiap kantong sampah yang dibuang akan ditimbang dan warga dikenakan biaya sesuai ketentuan yang berlaku.
Lalu, Dimana Posisi Indonesia?
Dari 15 negara dengan peringkat daur ulang terbaik dunia versi Eunomia, sayangnya Indonesia belum berhasil masuk sebagai negara pendaur ulang sampah terbaik. Kendati demikian, dengan jumlah produksi sampah yang tinggi, sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang sama besar dengan negara-negara tersebut. Dengan syarat kita sebagai masyarakat juga gencar melakukan praktek daur ulang sampah. Daur ulang bukan hanya mampu mengurangi tumpukan sampah, namun juga dapat memberikan keuntungan ekonomi.
Hasil kajian dari Solid Waste Indonesia (SWI) tentang Analisis Arus Limbah Indonesia 2017, menunjukkan bahwa presentasi sampah kota di Indonesia terdiri dari 60% sampah organik, 14% sampah plastik, 9% sampah kertas, 4,3% metal dan 12,7 sampah lainnya (kaca, kayu dan sebagainya). Secara tidak langsung, hasil ini menunjukkan peluang besar bagi kita untuk mengelola sampah menjadi barang berharga. Bayangkan saja bila semua sampah organik itu berhasil diubah menjadi pupuk, bisa-bisa kedepannya Indonesia jadi negara penghasil pupuk terbesar dunia.
Lalu apa yang menyebabkan Indonesia tidak perform dalam mendaur ulang sampah?
Beberapa hal yang cliche adalah bahwa sistem pengelolaan sampah kita belum sepenuhnya siap untuk menerima sampah yang sudah terpilah dari rumah-rumah. Selain itu, masih banyak juga kita-kita yang tidak mengerti pentingnya pemilahan sampah. Penyebab lainnya, banyak diantara kita juga tidak tahu sampah seperti apa yang dapat didaur ulang di sistem yang ada di sekitar kita.
Untuk berkontribusi dalam upaya daur ulang sampah caranya cukup mudah kok, kalian bisa datang ke Bank Sampah yang sudah tersedia di daerah kalian. Di sana kalian bisa tahu apa sampah apa yang bisa dikumpulkan dan didaur ulang. Sudah banyak Bank Sampah yang siap menerima sampah kita. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat ini Indonesia telah memiliki 5.244 Bank Sampah yang tersebar di 34 provinsi.
Selain datang ke Bank Sampah, biasanya di kota-kota sudah ada sistem informal yaitu pemulung sampah dan pengepul sampah yang menerima sampah tertentu, misalnya botol plastik, gelas plastik, botol kaca dan kemasan susu cair. Coba deh, tanya-tanya ke pemulung atau tukang sampah di rumah kamu, apa yang dia cari. Setelah tahu, coba untuk memilah barang-barang tersebut. Kenapa mesti dipilah? Karena bila barang-barang tersebut dipilah, kondisinya masih bagus dan dapat didaur ulang. Selain itu, biasanya harganya akan lebih baik ketika dijual ke pengepul sampah, sehingga pemulung menjadi lebih untung. Jadi, selain berkontribusi ke lingkungan, kita juga beramal karena telah meningkatkan pendapatan pemulung.
Gimana, apa kita siap berkontribusi untuk meningkatkan tingkat daur ulang sampah Indonesia?