My Zero Waste Journey
Diperbarui: 13 Des 2023
Jadi, pagi ini ceritanya mau menerapkan #zerowaste lifestyle. Dari rumah sudah diniatkan untuk membawa botol minum stainless untuk dibawa kemana-mana. Si botol ini lumayan banget sih, selain ukurannya cukup besar, kalau isinya kosong ringan banget, dan ada cantolannya gitu ditutupnya, jadi bisa dikaitin ke tas.
Anyway, begitu sampai di kantor, saya minta tolong office boy untuk beliin air kelapa.
“Kang, nanti tolong air kelapanya di taro di botol ini yah, jangan ditaro di plastik.”
I feel soo good about myself, selain berusaha mengurangi plastik plus minum air kelapa, sehat doonnng.
Ehh…
30 menit kemudian, office boy datang bawain botol minumnya (yang udah diisi dengan air kelapa tentunya), tapi.. jreng…botolnya di plastikin dong.
*ehmm…
“Makasih yah Kang, kok pake plastik lagi?” kataku.
Office boy, “Iya neng, biar manteb aja.”
*ehmm…
Okey, next time berarti mesti lebih jelas lagi instruksinya kali yah. Emang susah sih merubah kebiasaan, tapi kita tidak boleh menyerah. Ya kan??
Salah satu alasan kenapa akhirnya saya membuat Cleanomic, karena saya merasa budaya plastik ini udah parah banget. Parah tapi orang jarang ada yang nyadar karena sampah yang numpuk ga dilihat secara langsung. Out of sight means out of minds. Padahal kalau mau menggali lebih lanjut, masalah ini sudah sangat mengerikan lho, dan saya mulai membayangkan nanti anak-anak saya bagaimana kelak?
Miris ga sih liat ini?
There must be something that we can do right?
*to be continued…..
Comments