top of page

10 hal yang kupelajari di Jurusan Teknik Lingkungan

Diperbarui: 12 Des 2023



Halo semua, kenalin aku Pita, salah satu anak magang di Cleanomic. Kali ini aku mau bercerita sedikit hal mengenai jurusan Teknik Lingkungan. Jadi, awalnya aku berpikir bahwa kuliah di jurusan Teknik Lingkungan akan mempelajari mengenai lingkungan dan biologi, pelajaran eksakta mungkin ada tapi tidak banyak. Juga, ternyata banyak yang berpikir bahwa para Teknik Lingkungan hanya belajar mengenai limbah dan sampah. Yah tidak salah sih, namun tidak terlalu tepat juga! Setelah memasuki dunia Teknik Lingkungan, banyak hal baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehku. Jadi, daripada penasaran, yuk simak 10 hal yang aku pelajari di Jurusan Teknik Lingkungan.


1. Pengenalan Teknik Lingkungan

Jurusan Teknik Lingkungan merupakan jurusan perpaduan antara ilmu Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Wah, eksakta semua? Serem dong? Haha, gak seseram itu kok. Di awal semester, mahasiswa akan mempelajari mata kuliah tersebut sebagai dasar untuk mata kuliah lanjutannya. Mata kuliah tersebut gak beda jauh dengan pelajaran disaat SMA, hanya saja lebih diperdalam. Sebenarnya ada juga ilmu sosialnya, tapi porsinya lebih sedikit dan akan ditemui nanti, di tahun ke-3 dan 4.


2. Menggambar Teknik

Ternyata, Teknik Lingkungan belajar menggambar juga loh. Menggambar teknik bertujuan untuk menerjemahkan desain menjadi gambar terukur sehingga dapat dipahami oleh orang lain, terutama oleh pelaksana, bagian produksi, menghitung biaya, penggunaan material dan lain sebagainya.


Menggambar di Teknik Lingkungan bukan seperti melukis, melainkan menggambar secara teknik dengan memakai alat bantu seperti software. Awalnya, mahasiswa akan diajari cara gambar secara manual, untuk memperkenalkan simbol-simbol standar dalam gambar teknik. Setelah itu, mahasiswa akan diajari software menggambar seperti QCAD, AUTOCAD, FREECAD, dan lainnya, yang dapat mempermudah pekerjaan menggambar teknik instalasi yang diperlukan dalam rekayasa lingkungan. Menggambar Teknik sangatlah penting untuk menunjang keahlian di bidang Teknik Lingkungan karena mahasiswa dituntut untuk membuat desain-desain nantinya, seperti desain pengolahan air, desain saluran air, dan sebagainya.

3. Limbah Padat/Sampah dan Pengolahannya

Yupp, di jurusan Teknik Lingkungan kita akan mempelajari limbah padat atau sampah dan pengolahannya. Mengingat, limbah merupakan salah satu hal yang hampir tidak terhindarkan. Contoh sederhananya pada kehidupan kita sehari-hari yaitu ketika kita membuat pisang goreng, kita menghasilkan limbah kulit pisang.


Kegiatan sederhana pada kehidupan sehari-hari saja menghasilkan sampah, apalagi kegiatan pada skala industri dan yang lebih besar yang prosesnya lebih kompleks. Di Jurusan Teknik Lingkungan, selain sampah rumah tangga, dipelajari juga limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Limbah B3 membutuhkan penanganan yang khusus karena jika tidak, dampak lingkungannya sangat berbahaya. Nah, di jurusan ini, kita mempelajari seluruh jenis limbah padat dan cara pengolahannya agar tidak menimbulkan bencana maupun mencemari lingkungan.


Sebagai salah satu mata rantai pengelolaan sampah, jenis dan desain Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) juga dipelajari di jurusan ini. TPA berperan sangat penting karena saat ini TPA masih merupakan tumpuan utama pemrosesan sampah dan limbah yang dihasilkan baik kegiatan rumah tangga maupun lainnya. Sayangnya, mayoritas TPA di Indonesia berjenis open dumping, alias cuma tumpukan sampah aja, yang dampak lingkungannya parah banget.


4. Drainase

Drainase merupakan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengalirkan, mengurangi, dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Di permukiman, salah satu bagian dari drainase adalah yang kita kenal sebagai got atau selokan.


Kita ambil contoh Jakarta ya. Kota ini merupakan salah satu kota di Indonesia yang sering dilanda banjir dan banyak areanya yang mengalami genangan air. Hal tersebut kemungkinannya besar untuk terjadi di Jakarta karena Jakarta merupakan dataran (tingkat kemiringan yang rendah), berada di hilir dari beberapa sungai, dan bahkan di daerah utara daratannya sudah lebih rendah daripada permukaan air laut. Namun, selain itu, banjir yang terjadi di Jakarta juga diakibatkan oleh sistem drainase yang buruk. Curah hujan yang tinggi tidak akan menyebabkan banjir jika sistem drainase dan sistem lainnya (pembangunan yang berwawasan lingkungan) direncanakan dan dikelola dengan baik.


Saat ini, seiring dengan perkembangan ilmu, pendekatan sistem drainase tidak untuk mengalirkan air secepat-cepatnya ke badan air, tapi menahan air limpasan selama mungkin agar terjadi peresapan ke dalam tanah dan lainnya. Bahkan upaya retensi atau penahanan air di daratan ini, bisa menjadi atraksi lookal seperti contohnya danau retensi di taman.


5. Sanitasi

Karena pandemi Covid-19 ini, kita jadi sering cuci tangan pakai sabun. Nah, airnya dari mana? Lalu, air limbah rumah tangga dan air bekas pakai yang kita gunakan sehari-hari kemanakah perginya? Nah pengelolaan air dan teman-temannya ini juga kupelajari di jurusan Teknik Lingkungan.


Dulu, aku sering sekali merasakan rasa kaporit pada air yang dialirkan ke rumah kami, sebelum aku masuk Teknik Lingkungan, ya aku hanya berpikir bahwa itu adalah bagian dari proses penjernihan air. Jadi nikmatin aja bau kaporitnya, haha. Namun, setelah aku masuk Teknik Lingkungan, akupun mempelajari proses-proses penjernihan air, termasuk konsentrasi kaporit yang digunakan tidaklah boleh berlebih tapi harus sesuai dengan debit air yang akan diolah.


Untuk air limbah, ada yang tersalurkan ke tempat pengolahan air limbah (Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL) dan ada yang langsung ke sungai, kali, selokan. Namun, seharusnya air limbah tersebut haruslah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air, karena materi atau zat yang terkandung di dalam air limbah bisa jadi pencemar air. Dan juga, karena banyak juga masyarakat yang sumber airnya dari tanah (sumur) dan sungai, pencemaran air itu bisa menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan massyarakat. Tidak hanya air limbah industri, tapi air limbah rumah tangga juga bisa jadi sumber pencemar di badan air kita.


Terkait air limbah rumah tangga, di tingkat internasional, sanitasi atau sanitation berhubungan erat dengan pengelolaan air limbah domestik, yang terdiri dari air cucian dan mandi (grey water) dan air limbah dari toilet (black water).


Sanitasi merupakan perilaku dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran atau limbah berbahaya lainnya untuk meningkatkan kesehatan manusia. Intinya, sanitasi merupakan perilaku manusia yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih agar tercegah dari kontaminan yang bisa menyebabkan penyakit dan menurunnya kualitas lingkungan hidup.


Di jurusan ini, kita akan mempelajari segala tetek bengek yang berhubungan dengan air. Air yang dikonsumsi, maupun air yang dibuang. Mulai dari jenis pengolahan, zat yang dipakai, dampaknya, dan lainnya. Dengan belajar hal seperti ini, kita juga akan lebih aware terhadap aktivitas dan kehidupan kita sehari-hari. Nobody can live without water, kan?


6. Hukum dan Kebijakan Lingkungan



Well, sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan, kita harus mengetahui hukum dan kebijakan-kebijakan lingkungan yang dibuat oleh pemerintah. Kebijakan lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap strategi, program, dan kegiatan pemerintah dan juga yang harus serta boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan. Dengan mengetahui hukum dan kebijakan lingkungan, kita dapat mengangkat praktek baik atau bersuara bila ada kegiatan-kegiatan yang melanggar kebijakan yang telah dibuat.


7. Izin Lingkungan (AMDAL, UKL-UPL)



AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) merupakan suatu kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup. AMDAL merupakan kajian positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah kegiatan/proyek tersebut layak atau tidak layak.


Jadi, setiap kegiatan/proyek yang akan dijalankan haruslah memiliki izin lingkungan. Terdapat beberapa izin lingkungan tergantung pada jenis kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan yang dimuat pada Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Contohnya, suatu pihak ingin membuat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), pihak tersebut harus melihat UU No 32 Tahun 2009 untuk mengetahui izin lingkungan apa yang harus dibuat. Dalam PerMen LHK No 4 Tahun 2021, diatur lebih detail mengenai daftar usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL, UKL-UPL atau yang lainnya.


Setelah mengetahui kajian lingkungan yang harus dibuat, kemudian dibuatlah dokumen izin lingkungan untuk diajukan ke pemerintah. Sebelum didapatnya izin lingkungan, maka proyek/kegiatan yang direncanakan tidak dapat dikonstruksikan.


Di jurusan ini, kita akan mempelajari macam-macam penyusunan kajian AMDL-UKL-UPL dan izin lingkungan tersebut, dan kita akan berlatih membuat izin lingkungan tersebut sebagai pihak pelaksana. Kita memainkan peran sebagai pendiri perusahaan/industri dan membuat izin lingkungannya, untuk bekal apabila kita menjadi konsultan AMDAL nantinya. Role play gitu deh.


8. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi kecelakaan yang terjadi disaat kerja. Setiap perusahaan atau kegiatan industri wajib menerapkan K3 pada kegiatan usahanya untuk memberikan perlindungan kepada para tenaga kerja.


Para mahasiswa teknik lingkungan akan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan K3, bagaimana sistem kerjanya, apakah menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan K3 atau belum, dan lainnya. Perusahaan yang perlu memperhatikan K3 tidak hanya yang berkaitan dengan pertambangan atau bahan kimia saja, ya. Perusahaan 'kantoran' pun perlu memperhatikan K3 karena risiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja ada di mana-mana.


9. Polusi Udara



Teman-teman pernah merhatiin langit Jakarta gak? Langitnya putih ya. Nah, langit yang putih merupakan akibat dari polusi udara yang dihasilkan dari aktivitas manusia, salah satunya dari transportasi atau kendaraan. Teman-teman yang di Jakarta pasti sering ngerasain macet karena sangkin banyaknya kendaraan. Selain menyebabkan macet, ternyata transportasi menyumbang 75% polusi udara, berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta [1]. Bahaya banget, karena polusi udara dapat menyebabkan ISPA hingga kanker [2]. Jadi, mau tidak mau kita harus mengatasi masalah polusi udara. Nah, di jurusan ini kita akan mempelajari mengenai polusi udara, mulai dari penyebab hingga solusinya.


10. Kesehatan Masyarakat

Sumber foto : Pexels


Terakhir, yang agak berbau-bau non-eksakta, ada kelompok pelajaran yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Yang paling hits saat ini adalah Epidemiologi, karena berhubungan dengan pandemi Covid-19. Atau misalnya pelajaran teknologi lingkungan tepat guna, yang mempelajari jenis-jenis teknologi sederhana yang sesuai dengan karakteristik masyarakat. Seru deh untuk yang suka berhubungan langsung dengan masyarakat dan perilakunya!


Nah, itu dia guys 10 hal yang aku pelajari di Teknik Lingkungan. Menarik kan?


Referensi:




1.080 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page