Playo : Sampah jadi Material melalui Proyek Material Labrary
Diperbarui: 8 Des 2023
Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang paling mendesak di dunia. Pemanfaatan sampah secara kreatif merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah. Dengan memanfaatkan sampah secara kreatif, sampah dapat didaur ulang menjadi produk-produk baru yang memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat bagi lingkungan.
Saat ini banyak orang berinovasi serta berbagai cara dilakukan untuk pengolahan sampah yang efisien salah satunya, di Indonesia sendiri hadir cara kreatif dalam pemanfaatan limbah secara kreatif yang diinisiasi oleh Playo lewat proyek Material Library. Digagas oleh Adil Alba, Genie Anggita, dan Ilhamia Nuantika, Material Labrary sebagai proyek pengarsipan hingga pertukaran pengetahuan tentang material alternatif dan terbarukan sebagai bagian dari peningkatan inovasi produk interdisipliner.
Material Labrary ini mengakurasi material yang berkelanjutan dari limbah serta dari komoditas material yang tersedia secara lokal.
Ada 3 program yang dilakukan oleh Material Labrary yakni
Collection : Mereka mengumpulkan material dari Universitas, Industri & Komunitas berbaris sains untuk membangun perpustakaan virtual dan fisikal
Experimentation : Mereka memberi ruang para material developer serta desainer untuk mengembangkan material-material serta membantu mengembangkan material melalui jaringan makerspace di beberapa titik, nasional.
Exchange : Mereka juga mempromosikan material yang sudah terkurasi untuk bertukar pengetahuan dan memperkenalkan secara meluas, nasional hingga internasional.
Beberapa contoh material yang sudah terakurasi serta diarsipkan oleh Material Labrary :
1. Sawdust Polymer Composite [ Studio Hutan Hujan]
Merupakan material yang memanfaatkan sekam padi, sejenis limbah yang biasa digunakan sebagai pakan ternak atau bahan bakar, diolah lebih tepatnya menjadi bahan atau produk berharga seperti piring, meja, dan lain-lain. Proyek dari Studio Hutan Hujan ini bermula dari tugas akhir perguruan tinggi untuk membuat bahan penelitian dari limbah serbuk gergaji, kemudian diaplikasikan pada kursi. Eksperimen berlanjut ke lebih banyak produk furnitur, interior, dan berbagai produk fungsional.
2. Limbah Buah Jeruk [Eka Puspita]
Limbah Jeruk dijadikan sebagai pengganti plastik. Limbah jeruk dijadikan material untuk pengganti plastik oleh Eka Puspita. Eka sendiri merupakan seorang desainer tekstil Indonesia yang mengembangkan studio yang berfokus pada eksplorasi material dengan nama Sahtou Studio, sebuah platform yang bertujuan untuk memanfaatkan kembali sampah, khususnya limbah pertanian sebagai bahan alternatif untuk desain produk.
3. Plepah
Plepah merupakan eco-friendly food packaging. Material yang digunakan yakni limbah pelepah pisang. limbah ini yang dianggap memiliki nilai kecil dan biasanya dibuang atau dibakar, limbah pelepah pisang diolah oleh tim plepah_id untuk dijadikan food packaging.
Matrial Labrary tidak hanya melakukan pengarsipan tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium yang ke depannya akan berkolaborasi dengan para desainer produk dalam menghasilkan produk-produk baru yang berkelanjutan baik secara material, fungsional, serta membantu hak cipta produk ataupun material yang sudah jadi untuk IP protection serta IP Bisnis.
Pemanfaatan sampah secara kreatif dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan memanfaatkan sampah secara kreatif, kita dapat menjaga lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Sumber :
Comments