top of page

Situasi Ekspor dan Impor Sampah Plastik di Indonesia

Diperbarui: 11 Des 2023


Tim Cleanomic diundang oleh Aliansi Zero Waste Indonesia ke konferensi pers “Situasi Ekspor dan Impor Sampah Plastik di Indonesia : Implikasi dan Kebijakan National Sword Cina” pada tanggal 21 Maret 2019 Tema yang dibahas dalam acara ini mengenai kondisi ekspor dan impor sampah plastik di Indonesia setelah kebijakan Cina untuk lebih ketat dalam mengimpor sampah di dunia, atau dikenal dengan National Sword Policy. Narahubung pada acara konfrensi pers ini ada 5 tokoh, yaitu: Yuyun Ismawati dan Mochamad Adi Septiono dari Bali Fokus, Prigi Ariesandi dari Ecoton, David Sutasurya dari YPBB, dan Fajri Fadillah dari ICEL.


Setelah Cina menerapkan kebijakan National Sword, negara-negara ASEAN ternyata yang terkena dampaknya. Meskipun Indonesia dan beberapa negara ASEAN telah menjadi negara pemroses ulang sampah dan reja plastik, namun dengan adanya National Sword, beban negara menjadi lebih tinggi. Menurut data dari penelitian oleh Costas Velis pada tahun 2014, negara-negara ASEAN selama ini menyerap 3% sampah dan reja plastik global, dan secara bersamaan berperan mengirimkan kembali 5% untuk diekspor ke pasar global.



Secara akumulatif, negara Cina diperkirakan telah mengelola impor sampah sebanyak 45,1% dari seluruh sampah di dunia selama tahun 1988 – 2016. Itulah mengapa National Sword mengguncang negara-negara di dunia dengan masalah sampah plastik mereka. Kebijakan pengetatan impor Cina dimulai dengan berlakunya Operation Green Fence yang berjalan pada tahun 2013 selama 8 bulan, dan dilanjutkan dengan notifikasi ke World Trade Organization pada November 2017, hingga secara resmi berlaku dengan nama yang dikenal dengan National Sword pada Maret 2018.


Dampak impor sampah di Gresik dijelaskan oleh Prigi dari Ecoton, dengan dua macam sampah dan reja plastik yang dihasilkan oleh pabrik kertas. Pertama adalah serpihan plastik bercampur kertas yang tidak bisa didaur ulang. Kedua adalah sampah plastik rumah tangga dan personal care. Sampah macam pertama digunakan oleh warga sekitar untuk menjadi bahan bakar tahu atau bahan bakar lainnya.  Rasanya sedikit ngilu ngebayangin rasa si tahu goreng itu!


Cerita lengkapnya kalian bisa baca disini yah. Buat kamu yang tertarik untuk belajar tentang hidup yang berkelanjutan, kamu bisa cek secara berkala pada website Cleanomic dan follow instagram kami di @cleanomic yaa!




18 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page