top of page

4 Kumpulan Cerita dari Dapur Minim Sampah

Diperbarui: 12 Des 2023



Jika 60% sampah masyarakat Indonesia adalah sampah organik, artinya tempat yang paling banyak memproduksi sampah adalah dapur kita sendiri. Tidak heran  karena aktivitas memasak (meramu makanan) telah menjadi kegiatan sehari-hari manusia sejak zaman dahulu. Mungkin hal inilah yang juga menjadi sebab kenapa kita belum konsen terhadap permasalahan sampah organik yang dihasilkan dari dapur karena kita merasa bahwa belanja - memasak - makan sudah merupakan aktivitas tetap dan pasti menghasilkan sampah.


Meski begitu, dengan laporan tahun 2023 yang menyatakan produksi sampah makanan di Indonesia bisa mencapai 48 juta ton per tahun, di tengah masih banyak masyarakat yang mengalami kurang gizi, kita perlu memberi perhatian lebih untuk masalah ini.



Nah, Cleanomic sudah mengumpulkan empat inspirasi cerita dapur dari beberapa perempuan keren yang semuanya punya keinginan untuk mengurangi sampah dan mengorganisasikan dapurnya supaya lebih efektif untuk mencegah makanan yang terbuang mubazir. Yuk cekidot!


1. Astri Puji Lestari



Kehidupan zero waste sebenarnya sudah lekat sejak Atit kecil karena orang tuanya yang memang memberikan teladan untuk mencintai lingkungan dan hidup sehat. Namun, petualangan zero waste sesungguhnya dimulai saat ia pindah rumah untuk hidup lebih mandiri. Di awal, karena belum memiliki pola hidup yang terorganisir, Atit merasa menghasilkan banyak sampah. Ia pun mulai mencari banyak referensi dan dari segmen Pecha Kucha TEDx membawanya mengenal The Minimalist. 


Dengan latar belakang pendidikan di bidang arsitektur juga membantu Atit mewujudkan rumah berkonsep green building. Ibu satu anak ini cekatan memilah sampah -membaginya ke 8 jenis dan menanam tanaman untuk bisa dikonsumsi sendiri. Terkait aktivitas perdapuran, Atit berbagi lima langkah yang bisa dilakukan untuk memulai pengurangan sampah dapur, yaitu: 

1. Buat list daftar belanja untuk mengingat mana yang merupakan kebutuhan atau hanya keinginan dan jangan lupa untuk membawa kantong belanja sendiri.

2. Gunakan bahan makanan yang di bawah standar, tapi kualitasnya masih baik 3. Belajar food preparation

4. Belajar membuat kreasi makanan dari bahan sisa

5. Mengompos sisa makanan


2. Andhini Miranda


Fakta tentang sampah popok bayi yang dibaca secara tak sengaja oleh Andhini, mengubah pandangannya terhadap pengelolaan sampah. Andhini menyadari kalau ternyata Indonesia memiliki masalah darurat pengelolaan sampah. Perempuan muda itu merasa khawatir bahwa kelak alih-alih mewariskan kebaikan, ia justru mewariskan permasalahan sampah pada anak-anaknya. Nah, di tahun 2012, Andhini dan keluarga kecilnya pun memulai untuk bukan hanya mengurangi tapi juga mencegah produksi sampah. 


Terkait bahan pangan yang menjadi sumber sampah organik, Andhini sebisa mungkin mengolahnya untuk meminimalisir produksi sampah. Baik diolah menjadi makanan baru, jadi bumbu dapur halus, dijadikan minuman, bahkan pembersih. Jika sudah tidak bisa diolah lagi, barulah Andhini menjadikannya sebagai kompos. Usaha lain pencegahan produksi sampah yang dilakukan Andhini adalah dengan tidak menyediakan tempat sampah di rumah, agar tidak terbiasa membuang sampah yang hanya akan berakhir masuk ke TPA. Langkah preventif ini, berhasil membuat Andhini dan keluarganya hanya menghasilkan satu kilogram sampah selama dua tahun lebih! Lebih-lebih dari keren yah?


3. DK Wardhani


Dalam meminimalir sampah rumah tangga, DK Wardhani atau yang akrab disapa Bu DK ini menghimbau untuk tidak meletakkan composting sebagai langkah utama. Karena konsep 3R yang pertama adalah Reduce alias mengurangi. Sehingga dalam pengelolaan makanan di dapur harus seefektif mungkin.


Contohnya, dengan menyediakan porsi yang tepat bagi anggota keluarga sehingga meminimalisir makanan yang tersisa, ketahui cara menyimpan makanan dengan benar agar tidak cepat basi atau rusak, dan jika masih ada sisa makanan bisa kita alihkan untuk pakan ternak seperti ayam dan lele. Selain itu, langkah penanaman kembali beberapa tumbuhan seperti kangkung atau bawang daun setelah kita manfaatkan daunnya juga sebaiknya dilakukan.


4. Sita Pujianto



Sita mengatakan kalau kebun dan dapur merupakan dua elemen yang penting untuk saling bersinergi. Ini tentang bagaimana kita fokus pada makanan apa yang disukai keluarga dan usaha untuk memproduksinya sendiri lewat kebun yang kita miliki. Kebunnya tidak harus besar kok, yang penting produktif dan efektif. 


Dari kebunnya, Sita belajar mencukupi kebutuhan makanan untuk keluarganya. Ia juga mempelajari pengolahan bahan makanan secara maksimal. Seperti mengolah bonggol semangka menjadi acar atau mengolah bonggol nanas menjadi cairan pembersih. Sita juga berhenti membeli terasi karena ia bisa membuatnya sendiri menggunakan cangkang  dan kepala udang. 


Itu dia empat kumpulan cerita dapur keren yang punya visi mengurangi sampah. Buat yang mau meng-upgrade dapurnya, semoga cerita dapur ini bisa membuat kamu lebih semangat dan memberikan inspirasi. Dan buat yang belum punya dapur sendiri semoga bisa segera punya dapur keren yang bervisi lingkungan yah!


Ohya, kalau butuh inspirasi desain dapur minimalis bisa tonton video dari Fany Sebayang ini ya!




88 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page