top of page

Seni Tani: Kebun Komunal berbasis Community Supported Agriculture


Siapa yang punya lahan luas di sekitar rumah? Daripada terbengkalai gitu aja lebih baik diubah jadi lahan pangan yang produktif, seperti yang dilakukan oleh, Fathan Abdillah, Vania Febriyantie, Galih Raditya. Mentari Alwasilah, dan Anggietta Kustina, inisiator dari Seni Tani. 


Seni Tani adalah gerakan pertanian regeneratif yang memanfaatkan lahan tidur di perkotaan. Seni Tani lahir atas kegelisahan dan kekhawatiran 5 pemuda Bandung tersebut atas beberapa hal yang mereka temui disekitar lingkungan mereka tinggal di daerah Arcamanik, Bandung, Jawa Barat. 


Ada 3 alasan utama diantaranya adalah mereka menemui adanya lahan-lahan tidur di kawasan Arcamanik, khususnya di Kelurahan Sukamiskin; kedua, data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung (2021) menunjukan 96% pangan Kota Bandung masih impor, kondisi itu menuntut mereka untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan lokal; dan yang terakhir, berbagai media menginformasikan tingkat depresi pemuda di Kota Bandung terbilang tinggi, salah satu penyebabnya dipicu oleh pengaruh media sosial dan sulitnya mendapatkan pekerjaan di masa pandemi.


Yap benar sekali! Seni Tani berdiri di tahun 2021 ketika terjadinya pandemi di Indonesia. Seni Tani hadir untuk menjadi bagian dari solusi atas berbagai permasalahan yang ada, khususnya dari tiga masalah utama tersebut. Terdapat tiga aspek yang mereka perjuangkan, yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi.


Setelah melakukan riset, sosialisasi, negosiasi dan diskusi, di awal tahun 2021 mereka mendapat kesempatan untuk memanfaatkan lahan tidur seluas 400m2 di kawasan SUTT, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik. Dibantu masyarakat sekitar, mereka menyulap lahan yang semula terbengkalai menjadi lahan produksi berbagai sayuran dengan sistem pertanian regeneratif. 



Per Februari 2023, Seni Tani telah memanfaatkan 1.000m2 lahan tidur dan telah menghasilkan berbagai jenis sayuran sehat bersama para petani muda kota. Sayuran-sayuran ini mendapatkan nutrisi alami dari lasagna compost yang diolah di lahan dengan memanfaatkan berbagai material organik di sekitar kebun seperti rumput liar, ilalang, jerami padi, hingga ampas kopi dari beberapa kedai kopi mitra. Hal ini jadi salah satu upaya sosial yang dilakukan Seni Tani, yaitu melibatkan pemuda  dan komunitas untuk mendapatkan nature healing melalui Kebun Komunal. Selain itu Seni Tani juga memberikan pelatihan urban farming; serta menyediakan akses pangan lokal dan sehat. 


Pada aspek ekonomi, para petani muda kota di Seni Tani berdaya dan mendapatkan kepastian pendapatan dari hasil penjualan hasil tani dengan pendekatan sistem CSA (Community Supported Agriculture) atau istilah yang mereka sebut ‘Tani Sauyunan’. Tani Sauyunan adalah sebuah sistem yang bertujuan mendekatkan antara petani dan masyarakat, di dalamnya terdapat kata Sauyunan, yang memiliki makna kebersamaan. Kebersamaan antara petani muda dan para anggota CSA yang terdaftar. Dengan sistem ini, mereka berharap petani muda bisa memiliki kepastian pendapatan dan anggota CSA yang bergabung bisa memperoleh pangan sehat dengan harga yang adil.



Nah, buat kamu anak Bandung yang ingin bergabung jadi CSA Seni Tani kamu bisa daftarkan diri kamu di link ini yaaa. Kalau kamu sudah terdaftar sebagai CSA Tani Sauyunan, setiap minggunya, di hari Kamis kamu akan mendapatkan paket berisi berbagai hasil sayur segar yang diantarkan ke rumah oleh tim pengantar Seni Tani. Mereka bekerjasama dengan petani mitra, karang taruna dan pemuda sekitar dalam proses produksi dan distribusinya.


Seni Tani juga membuka kesempatan magang untuk teman-teman mahasiswa, juga kalian yang ingin melakukan penelitian dan wawancara. Lengkapnya kamu bisa cek disini ya. Jangan lupa juga untuk dukung Seni Tani dengan follow Instagramnya @kamisenitani! Kamu yang jauh dari kota Bandung bisa jadikan Seni Tani inspirasi untuk memulai kebun pangan kamu sendiri dirumah! Salam bestari dan lestari!

34 tampilan0 komentar

Comentários


bottom of page