top of page

#zerowaste atau #lesswaste?

Diperbarui: 11 Des 2023


Photo by Nik on Unsplash


Menurut kalian, apa itu #zerowaste dan #lesswaste? Buat kalian para penggiat green living, pasti sudah tidak asing karena dua istilah ini sering digunakan sebagai langkah pengurangan sampah. Tapi mungkin istilah zero waste lebih terkenal dan lebih sering digunakan sebagai jargon para penggiat green living.


Zero waste merupakan suatu filosofi yang berdasarkan pada praktik atau tindakan yang bertujuan untuk sebisa mungkin menghindari sampah. Zero waste tidak mempromosikan “recycle”; recycle dan rot adalah dua opsi yang paling akhir dalam filosofi ini (dikutip dari buku Zero Waste Home, Bea Johnson). Konsep ini justru mengedepankan upaya pengurangan sampah sejak awal yaitu dengan menolak dan mengurangi hal yang dinilai tidak esensial, dan menggunakan kembali apa yang bisa digunakan.



Konsep zero waste ini digencarkan di seluruh lini, terutama di sisi industri yang didorong supaya sampah atau material yang tadinya dianggap tidak bernilai lagi, dapat digunakan baik di siklus produksinya sendiri maupun jenis industri yang lain. Selain itu, sektor industri juga didorong untuk memproduksi produk yang bila sudah tidak digunakan lagi dapat didaur ulang untuk menjadi bahan bagi siklus yang lain (close loop, atau juga dikenal dengan konsep cradle-to-cradle). Konsep zero waste ini juga mendorong adanya modifikasi siklus material sehingga seluruh material yang digunakan dapat digunakan kembali, sehingga cita-cita luhurnya yaitu mencegah agar tidak ada sampah yang dikirim ke TPA atau landfill (atau insinerator) dapat tercapai.


Beberapa orang beranggapan konsep ini atau filosofi ini terlalu muluk dan tidak mungkin dicapai. Untuk sebagian orang, zero waste dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti tidak pakai kantong plastik sekali pakai saat belanja, memakai tempat makan sendiri saat membawa bekal untuk mengurangi makan diluar, memilih pakai gelas kaca (bukan gelas karton) saat ngopi di kafe, dan mungkin ada yang sampai membuat sabun sendiri karena membeli sabun di supermarket akan memproduksi sampah kemasan sabun. 


Namun untuk sebagian orang yang lain, yang entah realistis atau pesimistis, kegiatan-kegiatan tersebut bukan berarti akan menghentikan produksi sampah, karena dibalik itu, ada industri yang masih ‘nyampah’. Misalnya, produksi gelas atau mug, pasti masih ada sampahnya. Produksi tempat makanan, masih pakai plastik. Orang-orang seperti ini beranggapan bahwa konsep zero waste memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa diterapkan secara baik di dunia ini. Kenapa? Salah satu alasannya adalah karena belum semua produk dapat didaur ulang dan sistem pengelolaan sampah dan sektor industri yang belum siap. Sehingga di sisi lain, konsep less waste terkesan lebih modest yaitu prinsip untuk mengurangi sampah yang kita hasilkan setiap hari.



Kelompok yang tidak terlalu setuju dengan filosofi zero waste mungkin akan beralih ke konsep less waste, karena menyadari bahwa yang dapat benar-benar langsung dikerjakan adalah mengurangi sampah yang dihasilkan. Misalnya, selain kegiatan-kegiatan yang dicontohkan di atas tadi adalah dengan mengomposkan sisa masakan atau makanan di rumah, menggunakan kertas daur ulang, atau membawa tempat minum sendiri sehingga tidak perlu mengkonsumsi air minum dalam kemasan.


Nah, dari hasil penjelasan di atas, kamu masuk kelompok yang mana nih? Kelompok zero waste ataupun less waste pada intinya, tujuan utama dari gerakan mengurangi sampah adalah agar tercapainya lingkungan yang lestari serta berkelanjutan. Jadi, apapun istilah yang kamu gunakan (zero waste ataupun less waste) pastikan kita memang berkontribusi semaksimal mungkin untuk mengurangi sampah di kegiatan-sehari-hari kita. Jangan gampang menyerah, ingat, setiap aksi kita sangat berpengaruh pada lingkungan!


Buat kamu yang tertarik untuk belajar tentang hidup yang berkelanjutan, kamu bisa cek secara berkala pada website Cleanomic dan follow instagram kami di @cleanomic yaa!



Sumber : 




377 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page