top of page
  • Gambar penulisCleanomic

#zerowaste atau #lesswaste?

Zero waste atau Less waste. Dua istilah ini sering banget digunakan oleh pegiat dan pejuang pengurangan sampah dimana-mana. Mungkin yang lebih terkenal adalah yang pertama, ya: Zero Waste. Zero waste merupakan suatu filosofi yang berdasarkan pada praktik atau tindakan yang bertujuan untuk sedapat mungkin menghindari sampah. Zero waste tidak mempromosikan “recycle”; recycle dan rot adalah dua opsi yang paling akhir dalam filosofi ini (dikutip dari buku Zero Waste Home, Bea Johson). Konsep ini justru mengedepankan upaya pengurangan sampah sejak awal yaitu, menolak dan mengurangi hal yang tidak esensial, dan menggunakan kembali apa yang bisa digunakan.


Konsep zero waste ini digencarkan di seluruh lini, terutama di sisi industri yang didorong supaya sampah/material yang tadinya dianggap tidak bernilai lagi dapat digunakan baik di siklus produksinya sendiri maupun jenis industri yang lain. Selain itu, sektor industri juga didorong untuk memproduksi produk yang bila sudah tidak digunakan lagi dapat didaur ulang untuk menjadi bahan bagi siklus yang lain (close loop, atau juga dikenal dengan konsep cradle-to-cradle). Konsep zero waste ini juga mendorong adanya modifikasi siklus material sehingga seluruh material yang digunakan dapat digunakan kembali, sehingga cita cita luhurnya yaitu mencegah agar tidak ada sampah yang dikirim ke TPA atau landfill (atau insinerator) dapat tercapai. Beberapa orang beranggapan konsep ini atau filosofi ini terlalu muluk dan tidak mungkin dicapai. Untuk sebagian orang, zero waste dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari: tidak pakai kantong plastik saat belanja, pakai tempat makan sendiri saat membawa makanan dan supaya tidak jajan, pakai gelas kaca (bukan gelas karton) saat ngopi-ngopi, dan mungkin ada yang sampai membuat sabun sendiri karena bila beli akan memproduksi sampah kemasan sabun. Namun, untuk sebagian orang yang lain, yang entah realistis atau pesimistis, kegiatan-kegiatan tersebut bukan berarti akan menghentikan produksi sampah, karena dibalik itu, ada industri yang masih ‘nyampah’. Misalnya, produksi gelas/mug, pasti masih ada sampahnya. Produksi tempat makanan, masih pakai plastik. Mereka ini beranggapan bahwa konsep zero waste memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat diterapkan secara baik di dunia ini. Kenapa? Salah satu alasannya adalah karena belum semua produk dapat didaur ulang dan sistem pengelolaan sampah dan sektor industri yang belum siap. Sehingga, di sisi lain, konsep less waste terkesan lebih modest yaitu prinsip untuk mengurangi sampah yang kita hasilkan setiap hari.


Kelompok yang tidak terlalu setuju dengan filosofi Zero Waste mungkin akan beralih pada konsep less waste, karena menyadari bahwa yang dapat benar-benar langsung dikerjakan adalah mengurangi sampah yang dihasilkan. Misalnya, selain kegiatan-kegiatan yang dicontohkan di atas tadi adalah mengkomposkan sisa masakan/makanan di rumah, menggunakan kertas daur ulang, atau membawa tempat minum sendiri sehingga tidak menggunakan air minum dalam kemasan.


Nah kamu masuk kelompok yang mana? Pada intinya, di kelompok manapun kita berada, tujuan utama dari gerakan mengurangi sampah adalah agar tercapainya lingkungan yang lestari serta berkelanjutan. Jadi, apapun istilah yang kamu suka gunakan (zerowaste ataupun lesswaste) pastikan kita memang berkontribusi semaksimal mungkin untuk mengurangi sampah di kegiatan-sehari-hari kita. Jangan gampang menyerah, ingat, setiap aksi kita sangat berpengaruh pada lingkungan.

#blog #sampahplastik #zerowaste

31 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page