top of page

Apa itu Climate Diet?

Diperbarui: 6 Des 2023


Mendengar kata diet mungkin kita akan berpikir ke hal pengurangan konsumsi, karena kata diet biasanya merujuk ke perbaikan pola makan sehingga dapat mengurangi nilai konsumsi dan berdampak pada meningkatnya kesehatan tubuh. Lalu, mengapa kata diet dipakai pada Climate Diet? Apa sih Climate Diet itu? Yuk simak penjelasannya lebih lanjut.


Apa sih Climate Diet itu?


Climate diet atau diet iklim mengacu kepada pengurangan emisi dan jejak karbon yang dihasilkan oleh setiap orang dari cara kita beraktivitas, mengonsumsi makanan, dan maupun gaya hidup kita. Dengan berdiet ini, seluruh aktivitas dan konsumsi mempertimbangkan keberlanjutan atau tidak merusak lingkungan, yaitu yang jejak karbonnya rendah. Jadi, climate diet bukan hanya fokus pada diet dalam hal konsumsi makanan, ya, walaupun makanan juga merupakan salah satu sumber jejak karbon kita yang cukup besar.


Dalam salah satu penelitian yang ada di Annual Review of Environment and Resources di tahun 2012, disebutkan bahwa sistem makanan ini berkontribusi sekitar 19-29% dari total emisi gas rumah kaca (GRK) di dunia akibat kegiatan manusia atau sumber GRK antropogenik [1]. Angka ini masih konsisten 6 tahun kemudian saat penelitian yang dimuat di Science, salah satu jurnal dari American Association for the Advancement of Science di tahun 2018 menyatakan bahwa rantai makanan ini berkontribusi terhadap 26% total emisi GRK antropogenik. Karena besarnya ini, urusan produksi makanan ini memang menjadi salah satu kunci potensial mitigasi alias pencegahan dari perubahan iklim dunia.


Supaya lebih terbayang, kita lihat ya beberapa contoh perbandingan emisi karbon dari makanan kita dengan perbandingan nyata km yang dapat ditempuh dengan mobil.



Gambar Jejak Karbon di Makanan yang Kamu Makan vs Mengendarai Mobil (Source: ewg.org)


Berdasarkan analisis Environmental Working Group (EWG) pada gambar di atas menjelaskan bahwa jika kita mengonsumsi 1 kg daging sapi, kita menghasilkan 27 kg emisi karbon atau setara dengan mengendarai mobil berukuran sedang sejauh 10,5 km. Oleh karena itu, climate diet bertujuan untuk mengurangi konsumsi makanan ber karbon tinggi seperti domba, sapi, dan lainnya seperti yang dijelaskan pada gambar di atas, untuk mengurangi dampak dan mencegah terjadinya perubahan iklim [2].


Mengapa kita harus ikut berpartisipasi pada Climate Diet?


Dampak perubahan iklim semakin terlihat pada kehidupan kita sehari-hari. Kejadian seperti 'jadwal' musim yang tak menentu, curah hujan yang semakin lama semakin tinggi intensitasnya dengan waktu yang pendek, musim kemarau berkepanjangan, mencairnya es di kutub, peningkatan muka air laut, dan berkurangnya sumber air.

Kita lihat yuk definisi dasar dari perubahan iklim. Perubahan iklim, menurut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) didefinisikan sebagai berubahnya iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan perubahan ini merupakan tambahan dari variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan [3].


Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa perubahan iklim ini disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK).


Pada dasarnya, GRK sudah ada secara alami di atmosfer bumi, namun konsentrasi GRK tersebut meningkat tajam akibat kegiatan-kegiatan manusia. GRK dapat menahan panas matahari di bumi, dan dengan tingginya konsentrasi GRK di atmosfer, lebih dari komposisi alaminya, energi panas yang dihasilkan dari matahari semakin terperangkap di bumi. Hasilnya? Suhu bumi meningkat, dan terjadilah pemanasan global.


Adapun hubungan istilah antara emisi GRK dan emisi karbon adalah gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon yang kemudian disebut emisi karbon, merupakan gas yang memerangkap sinar matahari di atmosfer bumi. Oleh karena itu, semakin banyak emisi karbon yang dihasilkan, maka akan semakin banyak gas yang memerangkap panas pada atmosfer, dan panas yang terperangkap pada atmosfer kemudian akan menyebabkan suhu bumi meningkat dan terjadilah pemanasan global.



Apa yang dapat kita lakukan?


Paul Greenberg yang merupakan seorang penulis terkenal asal Amerika Serikat telah menulis beberapa buku yang berfokus pada isu-isu lingkungan dan teknologi. Salah satu buku yang ditulis adalah "The Climate Diet: 50 Simple Ways to Trim Your Carbon Footprint. Buku ini memuat panduan gaya hidup yang berfokus pada iklim dan mengurangi jejak karbon. Yep, karena Climate Diet is not only about what you eat, it's about what you do. Paul ingin orang Amerika melakukan diet iklim atau perubahan gaya hidup yang dapat mengurangi emisi karbon mereka, mengingat Amerika mengeluarkan sekitar 16 metrik ton karbon dioksida (CO2) per orang setiap tahunnya dan merupakan yang terbesar.


Namun, ini bukanlah masalah orang Amerika saja yang harus melakukan diet iklim. Setiap orang yang berada di bumi perlu melakukan diet ini karena setiap orang di bumi menghasilkan emisi karbonnya sendiri. Jadi, buku ini tidak hanya untuk orang Amerika saja, tetapi setiap orang di dunia dapat mengikuti tips yang terdapat pada buku untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan.


Buku The Climate Diet yang ditulis oleh Paul Greenberg mengelompokkan tips berdiet iklim dalam 6 kategori [4]. Yuk, simak tips dari Paul Greenberg:


1. Makanan dan Minuman

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi juga memiliki emisi. Para regulator dan ilmuwan menempatkan lima sumber emisi karbon teratas secara nasional dihasilkan oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi. Emisi yang dihasilkan terjadi secara langsung melalui pengoperasian peralatan pertanian, gas metana dari kotoran sapi dan transportasi produk ke pasar, serta emisi yang dihasilkan secara tidak langsung melalui penggantian fungsi lahan, seperti dari hutan dan padang rumput menjadi lahan jagung dan gandum.


Oleh karena itu, kita harus bijak dalam memilih apa yang harus kita konsumsi. Misalnya, kita perlu mengurangi konsumsi daging sapi, daging domba, dan lainnya, dan menggantinya dengan makanan nabati, yang relatively mempunyai jejak karbon yang lebih rendah.


2. Berkeluarga

Pada kategori ini, Paul menjelaskan bahwa menciptakan lebih sedikit orang Amerika adalah satu-satunya cara paling ampuh untuk mengurangi jejak karbon mereka. Seorang anak yang lahir akan menghasilkan 16 ton karbon dioksida per tahun selama hidupnya, kemudian anak tersebut akan memiliki 16 ton karbon dioksida per orang anak mereka sendiri, begitulah fase seterusnya yang dapat membuat semakin banyak jejak karbon yang dihasilkan.


Tapi, pada waktu yang bersamaan, keluarga juga merupakan salah satu sumber kebahagiaan. Jadi, gimana dong? Menurut Paul, kita dapat memulai hal tersebut dengan membahas bagaimana orang berperilaku atau beraktivitas di keluarga dan berfikir hati-hati untuk menambahkan orang ke Bumi.

  • Jangan mengeluarkan emisi ketika berkumpul. Kesadaran iklim harus menjadi bagian dari semua peristiwa dalam hidup kita. Jika kamu harus bepergian dan menggunakan penerbangan, sebaiknya pilihlah penerbangan langsung jika memungkinkan, karena lepas landas dan mendarat menyumbang 25% dari emisi penerbangan.

  • Memberi hadiah. Membuat dan mengirim barang baru menghabiskan bahan bakar yang kemudian menghasilkan emisi. Oleh karena itu, pikirkan untuk memberi hadiah yang berdampak baik kepada lingkungan, seperti memberi pohon untuk ditanam dan berkontribusi untuk bebas emisi.

  • Hewan peliharaan karnivora memiliki jejak karbon besar. Jika ingin memelihara hewan, pertimbangkanlah untuk memilih hewan yang memiliki rendah karbon seperti reptil, hamster dan lainnya.

  • Membuat tipe keluarga yang berbeda. Lebih dari sekedar menstabilkan populasi, menguranginya akan menjadi cara yang paling ampuh untuk menstabilkan iklim. Pikirkan dengan serius ketika kamu mempertimbangkan untuk memiliki banyak anak.

3. Tinggal di rumah

Kita semua dapat berbuat lebih baik untuk meningkatkan dampak iklim dari rumah kita, seperti pemakaian energi terbarukan dan peralatan hemat energi untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan.

  • Ganti jaringan listrik. Kata Paul, saat ini semakin banyak energi terbarukan yang telah dimasukkan ke dalam jaringan nasional. Hal tersebut memungkinkan untuk memilih opsi energi dan sistem saat ini juga memudahkan konsumen untuk menggunakan opsi energi yang terbarukan ini.

  • Beli daya secara lokal. Program komunitas tenaga surya adalah inisiatif berbasis lingkungan yang mendanai pembangkit listrik tenaga surya lokal untuk digunakan oleh banyak pemilik rumah. By the way, Indonesia sudah punya peraturan yang mengatur tentang pembangkit listrik tenaga surya atap untuk rumah tangga, loh! Untuk tau lebih lanjut, bisa cusss tonton video youtube nya Cleanomic tentang solar panel di sini dan di sini

  • Listrik. Setelah mengubah sumber listrik yang masuk ke rumah kita, kita telah membuka jalur pengurangan emisi: mengubah peralatan dari gas atau minyak menjadi listrik.

  • Kendalikan suhu di rumah kita. Sejauh ini, penyebab emisi terbesar di rumah adalah pemanas dan pendingin udara, hal tersebut menghasilkan sekitar 60% penggunaan energi rumah. Kendalikan emisi yang kita hasilkan dengan mengurangi penggunaan barang-barang penghasil karbon tinggi.

4. Bepergian

Ada beberapa cara untuk mengurangi emisi karbon yang kita hasilkan dari perjalanan kita:

  • Menukar liburan terbang untuk rumah yang lebih baik. Melakukan perjalanan dengan penerbangan akan menghasilkan emisi karbon yang besar, juga uang yang banyak. Jadi, kenapa tidak melakukan liburan yang tidak menggunakan transportasi khususnya penerbangan dan menyimpan uang untuk rumah yang lebih baik pada tahun mendatang?

  • Jika kita memiliki mobil, pastikan kendaraan kita berperforma bahan bakar yang seefisien mungkin. Pastikan ban mobil kita sesuai dengan tekanan yang direkomendasikan oleh pabrikan, karena hal tersebut dapat meningkatkan jarak tempuh dari 2% hingga 8%.

  • Kelas bisnis terlalu mahal untuk lingkungan. Kursi kelas bisnis memiliki harga karbon yang sangat besar, 2,5 hingga 3 kali lipat dampak emisi kursi bisnis daripada kursi ekonomi. Jika anda harus bepergian untuk melakukan perjalanan, gunakanlah kursi ekonomi untuk meminimalisir emisi karbon yang dihasilkan

5. Menabung dan Membelanjakan

Perubahan iklim secara tidak proporsional mempengaruhi masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi, sehingga individu yang lebih kaya harus merasa berkewajiban ganda untuk membuat uang mereka melakukan kebaikan kepada lingkungan.

  • Dorong lembaga keuangan yang kita gunakan untuk menjadi lebih baik. Ada banyak cara untuk memberi tahu lembaga keuangan kita bahwa kita tidak setuju dengan penjaminan emisi bahan bakar fosil. Paul memberi contoh, misalnya dengan menghubungi kantor pusat perusahaan untuk menunjukkan bahwa bisnis yang kita bangun mendukung untuk diakhirinya bahan bakar fosil. #Cuanlestari, gitu deh!

  • Simpan uang kita di tempat yang lebih ramah lingkungan. Jika bank yang kita gunakan masih terus mendanai perluasan bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, maka kita perlu memindahkan uang kita ke lembaga yang lebih bertanggung jawab terhadap iklim. Kemudian, pastikan untuk memberitahu bank tersebut mengapa kita menutup rekening kita.

  • Memastikan tanggung jawab lingkungan saat kita memilih asuransi untuk properti kita. Ini perlu riset yang mendalam untuk mengetahui kegiatan bisnisnya asuransi yang akan kita pilih.

  • Berinvestasi di hutan. Jika kita ingin memberikan kontribusi amal, pertimbangkan untuk berinvestasi di hutan dengan menyumbang ke pihak-pihak yang berwenang.

6. Berjuang dan Menang

Memangkas emisi karbon yang kita hasilkan memberikan 2 efek, Efek pertama adalah berkurangnya karbon dioksida yang masuk ke atmosfer, dan efek kedua adalah kita mungkin dapat membuat orang lain dan pada akhirnya segeap bangsa menerapkannya juga!


Terdapat beberapa tips bagi kita yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan advokasi iklim:

  • Spesifik

  • Mendidik ketika kita menuntut. Bantu pejabat atau pemerintah setempat untuk memahami masalah yang ada dengan penjelasan yang lebih lengkap.

  • Perhatikan apa yang mereka lakukan, bukan yang mereka katakan

  • Fokuslah pada tujuan daripada kesulitan

  • Lakukan untuk semua orang.

Intinya, in everything we do, kita mesti aware berapa banyak jejak karbon yang kita hasilkan supaya dapat mencari alternatif kegiatan yang jejak karbonnya rendah.

Nah, Kalau Climate Diet-nya tentang Makanan?


Kita dapat mengikuti pola makan climate diet loh untuk membantu menjaga kesehatan bumi. Bagaimana kita tau makanan mana yang menyumbang jejak karbon yang banyak dan yang sedikit? Sudah banyak literatur dan artikel populer yang mengangkat tema ini, seperti contoh di atas. Atau, misalnya, Intergovernmental Panel on Climate Change menyimpulkan bahwa mengurangi makan daging, terutama di negara maju, dan mengurangi limbah makanan adalah metode efektif untuk membantu mengurangi pemanasan global [5]. Cleanomic pernah membahas jejak karbon makanan kita di sini, dan beberapa tips untuk mengurangi jejak karbon melalui makanan kita di sini


Nah untuk referensi lain mengenai climate diet dari piring kita, di bawah ini ada 8 climate diet atau diet paling ramah iklim menurut laporan PBB yang dimuat pada website The Irish Time [6], yaitu:


1. Vegan

Vegan merupakan pola makan yang hanya mengonsumsi makanan sumber nabati dan benar-benar menghindari makanan sumber hewani


2. Vegetarian

Pola makanan vegetarian mencakup konsumsi biji-bijian, sayuran, buah-buahan, gula, minyak, telur dan produk susu, dan umumnya paling banyak satu porsi daging atau makanan laut per bulan


3. Fleksibel

Pola makanan ini merupakan 75% daging dan susu diganti dengan sereal dan kacang-kacangan. Namun, setidaknya mengonsumsi 500 g buah dan sayuran per hari, serta 100 gram makanan yang bersumber dari protein nabati per hari. Kemudian, untuk konsumsi protein hewani dalam jumlah sedang dan konsumsi daging merah dalam jumlah terbatas atau 1 porsi per minggu


4. Pola makan sehat

Pola makan sehat merupakan pola makan yang membatasi konsumsi gula dan daging. Sedangkan untu konsumsi daging merah berdasarkan pedoman pola makan global dan asupan energi total


5. Adil dan Hemat

Pola konsumsi yang asupan kalori per kapita harian global sebesar 2800 kkal/kap/hari dan dengan tingkat produk hewani yang relatif rendah


6. Pescatarian

Pola makanan yang vegetarian yang mencakup makanan laut.


7. Karnivora iklim

Pola makanan yang mengganti 75% daging dan susu ruminansia (binatang yang memamah biak) dengan daging lainnya sebagai konsumsi sehari-hari.


8. Mediterania

Mengonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, gula, minyak, telur, produk susu, makanan laut, unggas, babi, domba dan sapi dalam jumlah yang sedang.


Nah, itu dia 8 pola makanan ramah lingkungan yang bisa jadi alternatif pola makan kamu!


Source:

[1]Climate Change and Food Systems. Sonja J. Vermeulen, Bruce M. Campbell, and John S.I. Ingram. Annual Review of Environment and Resources. Vol. 37:195-222 (Volume publication date November 2012). First published online as a Review in Advance on July 30, 2012. https://doi.org/10.1146/annurev-environ-020411-130608.

[4] Greenberg, P. (2021). The Climate Diet: 50 Simple Ways to Trim Your Carbon Footprint. United States: Penguin Publishing Group.

[5]Reducing food’s environmental impacts through producers and consumers. J. Poore, T. Nemecek. Science. 01 Jun 2018: Vol. 360, Issue 6392, pp. 987-992. DOI: 10.1126/science.aaq0216. https://science.sciencemag.org/content/360/6392/987, Accessed: April 2020




203 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page